Aloha December! Bonjour. Ok, belated post. Nah! December 1st, 2013 I went to Sambu Island with my bestfriend, Ika. It’s located on the northwestern side of Batam island. We enjoyed every mins of that and got a lot things to do. Ok, my mistake. 1 thing, perhaps, because all we did over there is taking photo. We took photos every sec, alright every min. Silly and kinky rofl I knew. It such a selfie day for us.
Let me tell ya from the beginning. That day…
Ika, temen gue itu sms. Kira-kira isinya gini
‘Ta, belajar biologi bareng yuk’
‘Boleh. Kapan?’
‘Siang ini.’
‘Ok! Di mana?’
‘Pulau Sambu aja. Kita belajar di pantainya’
‘WHATTTT?!! Ayooooooo!’
‘Serius mau? Yaudah nanti aku jemput di rumah jam 2, ya’
‘Ok dahlingggg’
Jam dua pun tiba. Ika menjemputku di rumahku dengan sepeda motornya. Brum brum brum. Kita membelah jalanan kota Batam yang lumayan padat pada siang Minggu itu. Ceritanya, Senin besok, ada ulangan biologi. Jadi, kami berdua mau belajar di pantai, biar konsentrasi gitu ceritanya.
Grengggggg, Ika masih membelah jalanan kota Batam. Ia menyalip siapapun yang ada di depannya. Aku mengeratkan pelukanku. Ngga lucu aja kalau jatoh terus gue ketinggalan di jalan. Ngga lucu aja. Ika, pembalap profesional tingkat RT itu masih terus konsen ke jalan yang ada di depannya. Gue yang dibonceng di belakangnya bernyanyi riang dengan senangnya. Sambu, we are coming!
Sesampainya di pelabuhan Sekupang, Ika memarkirkan motornya. Oom penjaga parkir di situ datang menyapa.
“Mau nyebrang pulau ya, dek?”
“Iya, Om,”
“Hati-hati dek,”
“Kenapa, Om?”
“Mesin boat-nya tenggelam,”
“Hah, serius, Om??”
“Iya, dek,”
“Gimana ini?”
“Duh, kalau mesinnya ngga tenggelam, boat-nya ngga bisa jalan atuh dek. HAHAHAHAHAHHAHAHAHAHAHA”
HA-HA! Lucu, iye lucu. Garing. Masih kagak percaya gue bisa ketipu sama joke garing kayak gitu. Pengin tujes-tujesin oomnya ke lantai. Rggggh! Akhirnya, gue dan Ika membeli 2 tiket dengan tujuan pulau Sambu. Sepanjang perjalanan ke Sambu, gue ga berhenti-berhentinya ngucap dalam hati. Ini boat rada serem terombang-ambing di tengah lautan, miring kanan miring kiri. Tapi, tetep, foto-fotonya ngga ketinggalan. Sesampainya di Sambu pun, kita malah samasekali ngga ada buka buku bio. Malah foto-fotooooo terus sampai unyu.
Tanpa terasa, jam telah menunjukkan pukul 16.50. Kami bergegas balik ke tepian dermaga untuk balik ke Batam. Gue deg-degan abis. Ternyata boat terakhir yang akan membawa kami pulang ke Batam baru saja pergi. Alhasil, kami berdua pun termangu diam.
“Ret, terus gimana nih?”
“Iya. Padahal kita cuma telat beberapa detik aja,”
“Sekarang kita pulang naik apa dong?”
“Berenang aja yuk,”
“Ret, serius!”
“Iya, mau gimana lagi,”
Kekekeke, guess, enggak kok. Gue sama Ika nggabeneran berenang. Gile aja bro. Kagak mungkinlah. Gue belom minat ikut cast Titanic 2 kok, ngapain nekat berenang segala. ROFL OMFGGGG hahaha. Lucky me and Ika, limabelas menit kemudian, datanglah boat yang menepi.
“Om, ke Batam, ya,” (yehhh, lu kate naik keri Batu Aji)
“Cuma dua orang?!”
“Iya,”
“Kalau dua orang, tiketnya mahal dek,”
“Jangan mahal-mahal la, Om. Kami cuma punya sedikit uang,” (pasang muka sedih)
“Yaudah, ngga usah naik kalau gitu,”
“Om, tapi itu mahal banget, Om,”
“Cari orang dulu yang banyak, baru bisa murah,”
Gue bengong. Ini pulau udah sepi, terus disuruh cari orang dulu, yang sama-sama mau ke Batam, karena kalau cuma dua orang oomnya tak mau anterin. Gimana ceritanyaaaaaaaa. Gue bengong, lagi. Di dalam pikiran gue, ya udahlah, nggak papa. Kalau nggak pulang, jadinya nggak ulangan bio (salah fokus). Luckily (unluckily) tak lama kemudian, datanglah empat orang traveler lainnya yang luckily (unluckily) mau pulang ke Batam juga. Oom sampan yang betingkah tadi menepi lagi melihat setidaknya enam orang yang bakal balik ke Batam. Ia pun memasang muka senang.
“Ayo dek, naik,”
“Berapa jadi ongkosnya, Om?”
“Murah aja kok. Gampang itu,”
Gue bengong lagi. Ini oom lupa minum obat ya tadi pagi? Setelah semuanya naik, boat tersebut pun melaju. Baru beberapa detik boat tersebut membelah lautan, guess what, boat-nya mati. Oomnya menepi lagi.
Gue keringat dingin brooo. Gue menatap oomnya tajam. Apa lagi iniiii. Oh. Ternyata oomnya isi minyak dulu brooo. Gue bengong lagi. Pengin tujes-tujesin oomnya. Beberapa menit kemudian, boat-nya pun akhirnya jalan. Oomnya membelah lautan bak Sinbad di lautan sambil menghisap cerutunya. Sedaaah.
Tak lama kemudian, akhirnya kami tiba di Batam dengan selamat. Gue nyengir lebar akhirnya. Jadi, intinya selama di Sambu, kami nggak ada buka buku bio sedikitpun. Setibanya di Batam, gileeeee brooooh. Lapeeer banget, haus juga. Jam telah menunjukkan pukul 17:40 saat perut gue bernyanyi dengan riangnya. Lalu kami kemudian berinisiatif untuk belajar bareng di rumah Raka, yang kebetulan tidak jauh dari Pelabuhan Sekupang.
Lucky me and Ika, setibanya di rumah Raka, kami langsung disuguhi roti goreng, yang digoreng langsung oleh Raka sendiri (good boy). Alit yang kebetulan juga sedang di rumah Raka geleng-geleng kepala melihat kami yang kelaparan dan kehausan balik dari Sambu.
“Kalian berdua nekat banget sih ke Sambu,”
“Iya, nih. Kalau tadi di laut kalian digigit hiu gimana?”
Gue bengong. ROFL. Alit dan Raka masih heran melihat kami berdua. Gue mah teteup ngunyah, secara laper berat brooo. Setelah kenyang, kami berempat akhirnya belajar bio bareng. Tanpa terasa, jam telah menunjukkan pukul 20.00 saat gue, Ika, dan Alit akhirnya pamit pulang. Nah, gitu bro ceritanya xoxo.